Posts from the ‘artikel psikologi’ Category

Bidang Di Mana Orang Memiliki Perbedaan

10 Bidang Di Mana Orang Memiliki Perbedaan

1. Ekstrovert lawan Introvert:
Yang ekstrovert senang kerumunan orang banyak sementara yang introvert lebih suka melewatkan waktunya sendirian atau dengan seorang teman dekat. Yang ekstrovert bersemangat karena adanya orang-orang sementara yang introvert bisa jadi terkuras enerjinya karena adanya orang-orang.

2. Pelaku atau Pengamat:
Para pelaku berani mengambil risiko; kalau melihat peluang mereka ingin segera memanfaatkannya sebelum terlambat. Para pengamat lebih hati-hati. Mereka suka memeriksa segalanya terlebih dulu sebelum mengambil keputusan.

3. Yang memberikan garis besar atau Yang memberikan rincian:
Yang memberikan garis besar memiliki fokus yang umum dan melihat gambaran besarnya. Mereka berpikir menurut arah serta keinginan menjadikan segalanya terlaksana. Yang memberikan rincian memperhatikan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Keprihatinan mereka adalah bagaimana caranya menjadikan segalanya terlaksana.

4. Tukang belanja atau Penghemat :
Kalau tukang belanja memiliki uang lebih, mereka ingin membelanjakannya – untuk diri sendiri, untuk orang lain, untuk maksud-maksud yang layak, untuk apapun. Kalau penghemat memiliki uang lebih, mereka ingin menabungnya untuk jaga-jaga. Mereka tidak suka membelanjakannya kecuali sangat penting.

5. Perencana atau yang fleksibel :
Perencana suka struktur di mana segalanya terorganisasikan dan terkemas dengan rapih. Mereka suka jadwal dan batas waktu. Yang fleksibel menyesuaikan diri dengan jalannya kehidupan dan menangani segalanya seadanya. Mereka cenderung spontan dan santai. Ketidak-rapihan tidak mengganggu mereka karena mereka percaya segalanya akan beres.

6. Yang tergesa-gesa atau yang santai :
Yang tergesa-gesa selalu sibuk. Kecepatan serta efisiensi adalah kata kunci mereka – selesaikanlah sebanyak mungkin secepat mungkin. Yang santai meluangkan waktunya dan menetapkan kecepatan kerjanya sendiri. Mungkin mereka tidak menyelesaikan cukup banyak, namun mereka menikmati apa yang mereka kerjakan.

7. Pemikir atau perasa :
Pemikir memfokuskan pada fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Mereka dasarkan keputusan-keputusan atas data yang objektif dan cenderung berorientasi pada tugas. Perasa memfokuskan pada orang serta perasaan. Mereka dasarkan keputusan pada data yang subjektif dan cenderung berorientasi pada hubungan.

8. Pemimpi atau Pekerja :
Pemimpi adalah orang-orang kreatif yang suka banyak idenya. Mereka optimis dan berorientasi pada masa depan. Pekerja bersifat praktis. Mereka suka mengambil ide orang lain dan melaksanakannya. Mereka cenderung bersikap realistik dan memfokuskan pada yang sekarang.

9. Pengumpul atau Pembuang :
Pengumpul suka mengumpulkan barang-barang. Mereka tidak suka membuang apapun karena mereka takut kalau-kalau membutuhkannya kapan-kapan. Pembuang suka membuang barang-barang. Mereka tidak suka berantakan dan mereka bersikeras bahwa kalau sudah lama sesuatu itu tidak digunakan, mungkin takkan pernah digunakan.

10. Tukang akrobat atau Pemain tunggal : Tukang akrobat bersifat multi saluran dan dapat menangani banyak hal sekaligus. Pemain tunggal bersifat saluran tunggal dan hanya bisa menangani satu atau dua hal sekaligus. Kalau mereka mencoba mengerjakan lebih banyak, mereka menjadi stress dan kewalahan.

Kita semua berbeda dan unik. Itu menciptakan keseimbangan, keragaman, serta tantangan dalam hubungan-hubungan. Syukurilah perbedaan-perbedaan Anda; bicarakanlah juga perbedaan-perbedaan Anda itu.

Bunny ♥

Hukum Daya Tarik

“What you see in your mind, you’re going to hold it in your hand” (Bob Proctor)

Sekarang ini, di mana-mana begitu ramai dibicarakan The Secret, buku yang ditulis oleh penulis kelahiran Australia Rhonda Byrne. Buku yang menggemparkan ini telah memopulerkan nama Rhonda Byrne dan menobatkan dirinya menjadi salah satu perempuan berpengaruh di dunia saat ini.

Apakah yang menarik dari buku The Secret ini? Intisari The Secret adalah The Law of Attraction atau hukum daya tarik. Inti dari hukum daya tarik ini adalah like attract like. Artinya, sesuatu akan menarik sesuatu yang mirip dengannya. Jadi, saat kita memikirkan sesuatu, dikatakan bahwa kita sedang menarik sesuatu itu ke arah diri kita.

“Bayangkanlah seorang ibu yang seringkali mengalami kecopetan. Masalahnya, setiap kali ke pasar, ia selalu membayangkan dan dihantui bayangan para pencopet. Setiap kali mengalami kecopetan, ia semakin ketakutan dan semakin membayangkan hal itu terjadi lagi berulang kali. Pikiran si ibu itu menjadi magnet bagi para pencopet untuk mendekatinya”.

“Di sisi lain, ada seorang mahasiswa teologi yang mengatakan saat dirinya melancong ke luar negeri, ia tidak memiliki tabungan cukup dan tidak kenal siapa pun. Modalnya hanya berdoa dan membayangkan jalan mulus membentang di hadapannya. Anehnya, banyak kemudahan dan jalan ‘bantuan’ datang menghampirinya saat ia membutuhkan”.

Dalam hukum daya tarik ini, pikiran kita bereksistensi ibarat magnet. Pikiran kita memiliki getaran frekuensi yang kita pancarkan ke sekeliling kita. Akibatnya, getaran ini mulai memengaruhi lingkungan sekitar kita dan mulai menarik alam semesta (universe) terkait berbagai hal kembali kepada diri kita. Jadi, kalau getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Sebaliknya, bila yang kita pikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal-hal yang tidak kita inginkan itulah yang bakalan menghampiri kita. Mendukung mimpi Seperti dikatakan DR.Joe Vitale, salah seorang pembicara dan penulis yang turut memberikan kontribusi dalam buku The Secret, “Alam semesta akan mulai mengatur dirinya, untuk membuat apa pun yang terpikirkan olehmu, mulai termanifestasikan bagi dirimu”.

Persis seperti pesan Sang Alkemis, novel spiritual Paulo Coelho. Di sana, dikisahkan tentang Santiago, seorang bocah penggembala domba dari Padang Andalusia, yang mengelana mewujudkan mimpi-mimpinya. Pesan utamanya, “Orang yang meyakini seluruh mimpi-mimpinya, maka seluruh alam semesta akan membantunya dalam mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan.”

Bayangkan dengan mereka yang phobia dengan cecak dan takut kalau- kalau ada cecak. Akibatnya, jutsru mereka ‘menarik’ cecak di mana-mana. Demikian pula yang takut kegagalan, justru mereka menarik energi kegagalan dalam diri mereka. Sebaliknya, kalau kita menarik kekayaan, kesuksesan, uluran tangan, dan kebahagiaan, maka itulah yang akan tertarik ke arah dirimu.

James Ray, salah satu pemikir terkenal dan kontributor buku ini memakai metafora menarik. Bayangkanlah dunia ini seperti kisah lampu Aladin dalam dongeng 1001 Malam. Bayangkan, saat dirimu membutuhkan sesuatu dirimu tinggal menggosok lampunya, maka akan muncul jin ajaib dan berkata pada Anda, “Your wish is my command” (harapan Anda adalah perintah untuk saya). Bayangkanlah alam semesta mengatakan hal tersebut kepada diri Anda.

3 Langkah Ada tiga langkah dalam proses the Law of Attraction ini. Ketiga langkah tersebut mencakup keberanian meminta (ask), keyakinan akan menerima (believe), dan kemampuan dan perasaan telah menerima (receive). Kalau dicermati prosesnya kembali, maka dikatakan, segala sesuatu dimulai dari keinginan dan kemauan kita untuk meminta dan mengharapkan hal yang positif terjadi dalam hidup kita.

Seperti dikatakan Jack Canfield dalam bukunya The Aladdin Factor, “Jika kamu tidak pernah meminta, maka kamu tidak akan pernah menerimanya” .
Setelah meminta, maka dibutuhkan keyakinan bahwa kita bisa menerimanya. Banyak orang meminta sesuatu, tetapi kemudian menjadi ragu-ragu sehingga apa yang ada tidak betul-betul termanifestasikan. Tanpa sadar terjadi energi ‘penolakan’ akibat keragu-raguannya.
Langkah terakhir adalah kemampuan kita untuk menerima atau, kalaupun belum terasakan sekarang, tetapi merasa telah mulai dalam proses menerima apa yang diharapkan. Masalahnya, banyak orang tidak sabar dan berhenti saat apa yang diharapkan tidak langsung terjadi. Otak membutuhkan penyesuaian dan alam semesta membutuhkan waktume wujudkannya, tetapi kita sendiri harus meyakininya.

Lagi pula, penting pula kita untuk mendoakan dan mengharapkan bantuan tangan dan izin Tuhan sehingga apa yang kita pikirkan terwujud. Sebab, bagaimanapun hukum ini kita imani berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itu, doa dan keyakinan atas berlakunya the law of attraction ini tetaplah menjadi hal penting. Akhirnya, the law of attraction ini mengingatkan kita satu hal penting.

Marilah kita selalu sadar dengan apa yang kita pikirkan. Hal ini akan menjadi sebuah medan magnet yang luar biasa. Bayangkan, melalui pikiran itulah kita sedang membuat lukisan kehidupan kita sendiri. Kesimpulannya, kita, adalah apa yang kita bayangkan setiap hari.

Sumber: Jadilah Magnet Atas Suksesmu oleh Anthony Dio Martin, Director HR Excellency

Studi otak: wanita emosional

Pria dan wanita merespon secara berbeda terhadap bahaya, demikian studi yang dilakukan terhadap otak. Satu tim dari Krakow di Polandia menggunakan “functional magnetic resonance imaging” (fMRI) untuk mengakses kegiatan otak saat 40 relawan diperlihatkan berbagai gambar.

Kaum pria menunjukkan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan tindakan yang harus mereka ambil untuk menghindar atau menghadapi bahaya.

Namun studi yang dipaparkan kepada Masyarakat Radiologi di Amerika Utara menemukan aktivitas di pusat-pusat emosional di otak perempuan.

Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Jagiellonian melakukan pemindaian terhadap 21 pria dan 19 wanita. Monitor otak Kegiatan otak dimonitor sementara relawan itu diperlihatkan citra objek dan gambar dari kehidupan masyarakat biasa yang dirancang untuk menimbulkan tingkat emosional yang berbeda.

Citra itu diperlihatkan dua kali.
Pertama kalinya hanya gambar-gambar negatif yang diperlihatkan. Untuk kedua kalinya, hanya diperlihatkan gambar-gambar positif. Ketika melihat gambar-gambar negatif, kaum wanita memperlihatkan kegiatan yang lebih kuat dan intenstif di thalamus kiri.

Daerah ini yang merelay sensor informasi ke pusat-pusat otak untuk rasa sakit dan kenikmatan. Kaum pria menunjukkan kegiatan di kawasan otak yang disebut insula kiri yang memainkan peran penting dalam mengendalikan fungsi syaraf tidak sadar seperti pernafasan, detak jantung dan pencernaan.

Pada intinya, kegiatan di kawasan ini utamanya untuk tubuh akan lari dari bahaya atau menghadapinya.

Worldnews.com

Lima Bahasa Cinta

Dalam presentasinya di hadapan beberapa tamu dan orangtua murid Rumah Belajar Persada, Jatibening, dr. Adriana S. Ginanjar, Koordinator Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengatakan, bahwa dalam menunjukkan rasa cinta, ada 5 cara.

Kelima cara tersebut dirangkum oleh dr. Gary Chapman, konselor pernikahan yang menulis buku The 5 Love Languages. Menurut Chapman, yang sudah berpengalaman selama 30 tahun ia akhir mengambil kesimpulan, bahwa sebenarnya ada 5 cara untuk membahasakan cinta.

Ia sudah pernah membantu pelbagai masalah pernikahan di tingkatan masalah yang berbeda-beda pula. Dari yang baru saja menemukan rasa bahagia dan tantangan dalam pernikahan, hingga pasangan yang sudah berkeputusan untuk memutuskan tali pernikahan mereka. Setelah sekian lama memberikan konseling, dr. Chapman melihat adanya pola, bahwa setiap orang memiliki semacam bahasa cinta.

Bahasa cinta tersebut merupakan cara utama seseorang untuk mengekspresikan dan menerjemahkan cinta. Ia juga menemukan, apa pun alasan seseorang, kebanyakan kita merasa tertarik kepada mereka yang berbahasa cinta dengan dirinya. Dr. Chapman menuturkan kelima bahasa tersebut dalam bukunya The 5 Love Languages yang dipercayainya bersifat universal dan komprehensif.

Kelima cara menyampaikan cinta ini konon mampu menyatukan kembali pasangan yang mulai kehilangan rasa. Ketika pasangan yang mengalami masalah untuk mengekspresikan rasa cinta mereka, maka masing-masing pun akan bisa mengerti cara mereka sendiri dan cara pasangannya membahasakan cinta mereka. Setelah menyadari hal tersebut, masing-masing akan bisa mencoba kembali.

Kelima bahasa tersebut adalah;

* Kata-kata
Penguatan Aksi tak selalu berkata lebih kencang ketimbang kata-kata, kok. Jika lewat kata-kata adalah merupakan cara yang Anda ketahui untuk mengutarakan rasa cinta Anda, maka artinya pujian yang sifatnya gamblang amat penting artinya bagi Anda. Mendengar kalimat “Saya cinta kamu” dan setipenya membuat Anda lebih bersemangat. Kritik dan ejekan bisa menjatuhkan Anda dan akan sangat membekas.

* Waktu Berkualitas
Cara ini adalah tipe yang menunjukkan cintanya lewat perhatian penuh. Selalu berada di sisi orang yang dicintai adalah hal yang penting orang tipe ini. Namun, berada di sisi seseorang bukan berarti hanya “ada”, tetapi memfokuskan diri untuk ada di sisinya tanpa ada perhatian yang teralihkan. Ketika si dia berbicara, Anda akan mematikan televisi, menon-aktifkan ponsel, dan hal-hal lain yang berpotensi mengganggu obrolan.

* Menerima Hadiah
Jangan salah artikan bahasa cinta ini dengan materialistis. Si penerima hadiah lebih menilai upaya yang dikeluarkan oleh si pemberi hadiah dengan menilainya sebagai cinta, perhatian, dan usaha yang dikeluarkan. Jika Anda berbicara dengan bahasa  cinta ini, sebuah tindakan kasih atau hadiah menunjukkan bahwa Anda merasa dicintai, disayangi, dan dijunjung tinggi di atas pengorbanan orang yang membawakan hadiah tersebut kepada Anda. Tanggal ulang tahun yang terlewatkan, hari jadi, atau hadiah yang tak penuh perhitungan akan menjadi bencana, begitu pula dengan tindakan harian yang biasanya diberikan lalu tiba-tiba berhenti pun akan membuat Anda kelimpungan.

* Tindakan Mengurangi Beban
Jangan anggap tindakan-tindakan yang terlihat sepele tidak ada artinya. Ketika si dia mulai menyapu dan menggantikan tugas Anda yang sedang terbaring sakit di atas tempat tidur, hal tersebut akan dinilai sebagai tindakan yang mengurangi beban seseorang. Bagi seseorang yang sulit untuk mengutarakan rasa cintanya, bantuan yang ia lakukan untuk orang yang ia cintai adalah sebuah upaya menunjukkan. Kemalasan, komitmen yang terkoyak, dan membuat si pembicara bahasa ini merasa bahwa perasaannya sudah tak lagi penting.

* Sentuhan Fisik
Bahasa ini tidak selalu berarti bahasa yang harus diungkap di dalam kamar tidur. Pelukan, tepukan di pundak, genggaman tangan, sentuhan penuh arti di lengan, pundak, atau wajah bisa menunjukkan rasa ketertarikan, kasih, cinta, kepedulian, dan lainnya. Kehadiran secara fisik dan aksesibilitas adalah hal yang krusial bagi orang yang berbicara dengan bahasa ini, sementara penyia-nyiaan atau penganiayaan bisa jadi hal yang tak bisa dimaafkan dan destruktif.

Yang mana bahasa si dia dan yang mana bahasa cinta Anda? Ketika Anda dan suami sama-sama mengetahui bahasa cinta ini, dan bisa saling memenuhi, maka masing-masing akan merasa bisa mencintai dan dicintai.

*NAD Kompas Online

Selingkuh Hati

Berawal dari pertemanan, hubungan dekat dengan lawan jenis amat mungkin berkembang menjadi “TTM” alias Teman Tapi Mesra. Sehari saja berlalu tanpa curhat-curhatan dengan si dia, hidup seolah hambar. Hati-hati, soalnya yang Anda lakukan itu sudah menjurus pada emotional affair atau perselingkuhan emosi yang ternyata lebih berbahaya dan lebih sulit diakhiri dibandingkan affair yang sifatnya fisik.

Terbuai Perhatian Lelaki Lain
Menurut para ahli, perselingkuhan emosi kian sering terjadi akhir-akhir ini. Penyebabnya, kata Steven Stosny, Ph.D., penulis buku How to Improve Your Marriage Without Talking About It, tak lain karena banyak di antara kita yang merasa terisolir secara emosi. “Beban kerja yang terlalu tinggi, rutinitas kelewat padat, atau kebanyakan bergaul di dunia maya, semua itu bisa menciptakan jarak emosi dan merenggangkan kedekatan kita dengan pasangan,” ujarnya.

Ketika jarak emosi tercipta, kita tidak lagi merasa nyaman dan terbiasa berbagi cerita dengan pasangan. Pada akhirnya, justru diri kita sendiri yang merasa diabaikan dan tidak dicintai. “Perasaan dicampakkan inilah yang memunculkan bibit perselingkuhan emosi. Sebab pada dasarnya setiap orang butuh memiliki keterikatan secara emosi dengan orang lain,” kata Stosny. Perasaan tidak dicintai ini selanjutnya akan memunculkan ketidakpuasan dan perasaan insecure terhadap kehidupan sendiri, entah itu dalam karier, pencapaian pribadi, dan lain-lain.

Jika dalam kondisi batin terluka ini muncul pria lain yang menaruh perhatian besar pada diri kita, jangan heran bila kita akan menyambutnya sepenuh hati,” tambah Stosny lagi.Apa Tanda-tandanya?Sebelum terlanjur “kebablasan”, kenali tanda-tanda Anda telah terjerumus ke dalam perselingkuhan emosi:

* Merasa malu kalau pasangan melihat Anda sedang bersama PIL, meski Anda berdua tidak sedang melakukan apa pun yang mencurigakan.

* Merasa excited dan sibuk merapikan penampilan sebelum bertemu dengan PIL.

* Anda merasa lebih nyaman berbagi cerita tentang banyak hal dengan PIL ketimbang dengan pasangan sendiri.

* Mulai merasakan ketertarikan secara fisik kepadanya, meski Anda berulang kali meyakinkan diri sendiri untuk tidak berbuat terlampau jauh. Meski berhasil menutup-nutupi tanda-tanda ini dari pasangan, tetapi Anda tetap mesti selalu memasang kuda-kuda, karena affair ini sudah pasti akan menggerogoti hubungan Anda dari dalam.

Menurut Gary M. Neuman, penulis buku Emotional Infildelity, “Kian tergantung Anda pada diri pasangan baru, maka Anda akan semakin menarik diri dari pasangan resmi. Lama kelamaan, perasaan bersalah akan menyiksa diri sendiri dan semakin merenggangkan ikatan emosi dengan pasangan resmi,” ujarnya.

Putus Kontak Sama Sekali
Kalau sudah tiba di titik ini, maka langkah selanjutnya sepenuhnya berada di tangan Anda. Mau memperbaiki hubungan dengan pasangan resmi atau lanjut dengan pasangan baru? Jika ternyata memilih untuk menyudahi affair dan “rujuk” kembali dengan pasangan, maka hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah menguatkan niat. Pasalnya, di mana-mana, yang namanya putus hubungan cinta pasti akan terasa berat dan pahit.

Terlebih, menurut Stosny, satu-satunya cara menuntaskan sebuah affair emosi adalah dengan cara memutuskan kontak sama sekali dengan PIL Anda. “Menyudahi affair tetapi masih terus menjalin kontak lewat e-mail atau telepon malah bisa meningkatkan level godaan dan kadar obsesi Anda untuk kembali menjalin hubungan dengannya,” ujarnya.

Tanamkan pula bahwa affair yang Anda miliki itu adalah sebuah hubungan yang tidak sehat. Meski affair ini terkesan tulus dan romantis lantaran tidak melibatkan sentuhan fisik, tapi tetap saja hubungan tersebut tidak memiliki landasan kuat. Lakukanlah pula introspeksi kepada diri sendiri. Pasalnya, sedari awal, affair ini terjadi lantaran ketidakmampuan Anda dan pasangan mendeteksi dan menyelesaikan persoalan dalam hubungan.

Jika di masa depan masalah serupa muncul lagi, bukan tak mungkin Anda akan mencari solusi dengan menjalin affair baru.

*Chic Magazine

5 Mitos Pacaran dengan Brondong

Ada sesuatu bernada getir mengenai para perempuan yang menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda (biasa disebut cougar). Komentar yang paling sering didengar adalah, perempuan memilih pria muda karena pria yang seumuran umumnya sudah menikah. Atau, perempuan dengan pasangan yang lebih muda biasanya pencemburu.

Komentar-komentar ini terkesan memojokkan kaum perempuan.Tetapi, bukankah orang bilang cinta itu buta? Ketika sudah menyangkut cinta, siapa yang peduli dengan usia? Karena itu, Linda Franklin, penulis buku The Real Cougar Woman, ingin mematahkan hal-hal yang dianggapnya hanya mitos tersebut.

Setidaknya, ada lima mitos paling populer mengenai perempuan yang berpasangan dengan pria-pria muda:       

1. Makin banyak perempuan yang mencari brondong. Katanya sih, karena pria-pria yang seumuran kebanyakan sudah menikah, sehingga perempuan berusia dewasa akhirnya mencari pria-pria yang lebih muda. Hal ini terdengar kurang menyenangkan, karena kita terkesan desperate banget. Padahal kenyataannya tak seperti itu. Para brondong itulah yang umumnya mengejar perempuan yang matang.”Aku selalu tertarik dengan perempuan yang lebih tua,” begitu kata Nick Cannon saat merayakan ulang tahun pernikahannya yang kedua dengan Mariah Carey. Anda tak pernah mendengar perempuan berkata, “Aku selalu tertarik dengan pria yang lebih muda”, bukan?

2. Perempuan yang “dewasa” enggan menjalin hubungan serius. Anda merasa jadi outsider karena Anda justru ingin melanjutkan hubungan hingga ke jenjang perkawinan? Hm… tak usah khawatir. Dimana-mana, perempuan pasti ingin hubungan yang serius. Kalaupun ada perempuan yang tak ingin menikah, jumlahnya tak banyak. Sudah jadi sifat alami perempuan untuk menginginkan pasangan tepat yang bisa menemani mereka hingga beranjak tua, meskipun pasangan tersebut masuk kategori brondong.

3. Perempuan yang berpacaran dengan pria muda biasanya royal. Hm… sejak kapan perempuan dengan sengaja ingin memanjakan pasangannya dengan kemewahan? Perempuan lajang yang mandiri tahu bahwa dirinya sudah bekerja keras demi mencapai kariernya sekarang, dan mereka tidak akan memboroskan uangnya begitu saja demi menyenangkan pasangan mudanya. Perempuan dewasa tahu apa pentingnya kebebasan finansial, dan kita ingin pasangan kita juga memiliki komitmen yang sama.

4. Perempuan jadi cemburuan dan merasa insecure. Penyebabnya, perempuan akan lebih cepat menjadi tua. Akibatnya, perempuan akan selalu merasa khawatir pasangan mudanya akan berpaling pada perempuan lain yang lebih muda dan cantik. Tetapi, bukankah hal ini juga dialami oleh perempuan mana pun yang memiliki pasangan? Tidak hanya brondong yang akan melirik perempuan seusianya, pria yang lebih tua pun akan berpotensi melirik ke sana-kemari (tentu bila pada dasarnya pria-pria ini tergolong senang jelalatan). Nah, kalau sudah begini, wajar kan bila perempuan tersebut merasa cemburu?

5. Memilih brondong hanya keisengan belaka. Perempuan dewasa akan selalu tertarik dengan pria yang lebih muda, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini bukan fenomena baru, bukan pula sekadar tren yang akan berlalu. Namun gambaran mengenai apa yang tepat untuk perempuan sudah berubah. Tidak ada standar khusus tentang bagaimana perempuan atau laki-laki memilih pasangannya. Ketika ada chemistry, saat itulah mereka bisa saling menemukan dirinya.

Sumber :Kompas online

Teori Kognitif Psikologi Perkembangan Jean Piaget

Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980), mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.

Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.

Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Seorang anak 7 tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang gambar di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku.

Dengan mengenal kedua benda ini, ia menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran yang sudah ada (asimilasi).
Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia mengayunkannya dengan keras maka paku tersebut bengkok, sehingga ia kemudian mengatur tekanan pukulannya. Penyesuaian kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi.

Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

•Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.

•Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya. Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.

•Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit.

•Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal yang mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang mereka lakukan.

Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.

*Daftar Pustaka Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Transposition, Teori Wolfgang Kohler

Transosition adalah dimana suatu problem solving tentang masalah lama akan cenderung untuk dilakukan bila individu akan dihadapkan oleh masalah baru yang sama. Teori ini dikemukakan oleh tokoh psikologi gestalt bernama Wolfgang Kohler (1887-1967). Transposition ini juga berhubungan dengan teori memory traces. Hubungannya dengan pemasukan informasi dan pengorganisasian dalam ingatan untuk dimunculkan kembali.

Dalam eksperimennya kohler menggunakan ayam sebagai subyek penelitiannya. Ayam tesebut dihadapkan dengan 2 kertas, yang salah satu kertas akan diberi makanan, yakni kertas yang pertama. Kedua kertas tersebut memiliki warna yang berbeda, kertas pertama berwarna lebih gelap dari pada kertas yang kedua. Setelah dilakukan pendekatan berulang-ulang, bila ayam tersebut menghendaki makanan, ayam tersebut akan memilih kertas yang berwarna lebih gelap (kertas pertama).

Kemudian dilakukan perubahan, kertas yang lebih terang (kertas kedua) disingkirkan, dan diganti dengan kertas yang berwarna lebih gelap dari pada kertas yang pertama. Jadi sekarang kertas kedua lebih gelap dari pada kertas yang pertama tadi. Setelah ayam dihadapkan dengan kedua kertas tersebut, maka ayam akan cenderung untuk mendekati kertas yang kedua bukan kertas yang pertama (sebagaimana pada percobaan pertama tadi, sebelum dilakukan perubahan).
Ini sesuai dengan prinsip gestalt, bahwa ayam akan cenderung untuk melihat kertas itu sebagai suatu keseluruhan. Sehingga ia memilih kertas yang kedua (setelah dilakukan perubahan) dari pada kertas pertama karena kertas kedua lebih gelap.

Berbeda dengan prinsip behaviorisme, bila dalam prinsip behaviorisme ayam akan cenderung memilih kertas pertama (setelah dilakukan perubahan) karena sebelumnya ayam tersebut dikondisikan untuk memilih kertas yang pertama (sebelum dan sesudah perubahan).

Dalam percobaan diatas, terdapat suatu transposition yang dilakukan oleh ayam. Yaitu ketika ayam tersebut mendapatkan problem solving tetang keseharusan dia untuk mendekati kertas yang lebih gelap untuk mendapatkan makanan. Sehingga ketika ayam tersebut dihadapkan kertas yang sudah dilakukan perubahan, ayam itu akan cenderung untuk memilih kertas yang lebih gelap karena sebelumnya dia telah mempelajari bahwa di kertas yang lebih gelap terdapat makanan disana.

Inilah yang menjelaskan tentang kecenderungan kita untuk menggunakan problem solving yang sama dalam masalah yang sama dan waktu yang berbeda.

Contoh :
Ada seorang berpergian ke kota surabaya dan terdapat dua jalan yang berbeda. Yaitu melewati jalan A dan jalan B. Jalan A lebih berkelok-kelok dari pada jalan B, sehingga kemudian ia dikondisikan untuk melewati jalan B karena jalan tersebut tidak terlalu berkelok-kelok dan lebih mudah. Setelah hal itu terjadi berulang kali dan ia sudah terbiasa melewati jalan B.

Maka suatu saat ia diberitahu bahwa kini jalan A sudah direnovasi dan berganti menjadi jalan C. Jika dilihat dari teori transposition, manakah jalur yang akan ia lewati jika ia ingin pergi ke surabaya lagi?

Jawabannya adalah: Maka ia akan cenderung untuk melewati jalan C sebagai jalan yang ia pilih. Jika sebelumnya ia dihadapkan jalan A dan B dan ia telah memilih jalan B sebagai jalan yang ia lewati, karena tidak terlalu berkelok kelok dan lebih mudah. Maka jika jalan A direnovasi menjadi jalan C, ia akan lebih memilih jalan C, karena ia belajar bahwa, dengan jalan yang tidak terlalu berkelok kelok, ia akan lebih mudah pergi ke surabaya.

Hal ini dikarenakan ia melihat secara holistik kedua jalur tersebut berdasarkan tipe jalan yang tidak berkelok kelok untuk dilewati ke kota Surabaya (bila dikaitkan dengan eksperimen ayam diatas maka jalan yang tidak terlalu berkelok kelok merupakan kertas yang lebih gelap).

Tetapi, jika menurut teori behaviorisme maka ia akan tetap akan melewati jalan B sebagaimana ia dikondisikan untuk melewatinya.

*Sarlito W. Sarwono, 2002, Berkenalan dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi, (PT Bulan Bintang: Jakarta)

Teori Sigmund Freud

Psikoanalisis hampir diidentikan dengan sosok seorang Freud. Sigmund Freud (1856-1939) lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia yang pada masa itu merupakan provinsi di bagian utara Kekaisaran Autro Hongaria dan sekarang adalah wilayah Republik Ceska. Pandangan pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif tulisan tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego.

Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun. Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini. Ego merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial.

Sistem kerjanya pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.

Kesadaran dan Ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia.

Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran. Kecamasan Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan.

Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga:

kecemasan realita, neurotik dan moral.

(1) Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.

(2) Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat  sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan

(3) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Mekanisme Pertahan Ego Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan.

Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting adalah:
a. represi; ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,

b. memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,

c. pembentukan reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,

d. proyeksi; ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,

e. penggeseran; merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,

f. rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang babak belur,

g. sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi,

h. regresi; yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,

i. introjeksi; yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,

j. konpensasi,

k. ritual dan penghapusan.

Tahap Perkembangan Kepribadian Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa.

Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap anal, tahap phalik, tahap laten, dan tahap genital.

*Daftar Pustaka Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo PersadaSarlito W. Sarwono. 2002. Berkenalan dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta : PT Bulan Bintang

Stres dan Penanggulangannya

Hidup manusia ditandai oleh usaha-usaha pemenuhan kebutuhan, baik fisik, mental-emosional, material maupun spiritual. Bila kebutuhan dapat dipenuhi dengan baik, berarti tercapai keseimbangan dan kepuasan. Tetapi pada kenyataannya seringkali usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut mendapat banyak rintangan dan hambatan. Tekanan-tekanan dan kesulitan-kesulitan hidup ini sering membawa manusia berada dalam keadaan stress. Stress dapat dialami oleh segala lapisan umur.

Stress dapat bersifat fisik, biologis dan psikologis. Kuman-kuman penyakit yang menyerang tubuh manusia menimbulkan stress biologis yang menimbulkan berbagai reaksi pertahanan tubuh. Sedangkan stress psikologis dapat bersumber dari beberapa hal yang dapat menimbulkan gangguan rasa sejahtera dan keseimbangan hidup.

SUMBER STRESS

Sumber stress dapat digolongkan dalam bentuk-bentuk:

1. Krisis
Krisis adalah perubahan/peristiwa yang timbul mendadak dan menggoncangkan keseimbangan seseorang diluar jangkauan daya penyesuaian sehari-hari. Misalnya: krisis di bidang usaha, hubungan keluarga dan sebagainya.

2. Frutrasi
Frustrasi adaah kegagalan dalam usaha pemuasan kebutuhan-kebutuhan/dorongan naluri, sehingga timbul kekecewaan. Frutrasi timbul bila niat atau usaha seseorang terhalang oleh rintangan-rintangan (dari luar: kelaparan, kemarau, kematian, dan sebagainya dan dari dalam: lelah, cacat mental, rasa rendah diri dan sebagainya) yang menghambat kemajuan suatu cita-cita yang hendak dicapainya.

3. Konflik
Konflik adalah pertentangan antara 2 keinginan/dorongan yaitu antara kekuatan dorongan naluri dan kekuatan yang mengenalikan dorongan-dorongan naluri tersebut.

4. Tekanan
Stress dapat ditimbulkan tekanan yang berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus ditanggungnya. (Dari dalam diri sendiri: cita-cita, kepala keluarga, dan sebagainya dan dari luar: istri yang terlalu menuntut, orangtua yang menginginkan anaknya berprestasi).

AKIBAT STRESS

Akibat stress tergantung dari reaksi seseorang terhadap stress. Umumnya stress yang berlarut-larut menimbulkan perasaan cemas, takut, tertekan, kehilangan rasa aman, harga diri terancam, gelisah, keluar keringat dingin, jantung sering berdebar-debar, pusing, sulit atau suka makan dan sulit tidur).

Kecemasan yang berat dan berlangsung lama akan menurunkan kemampuan dan efisiensi seseorang dalam menjalankan fungsi-fungsi hidupnya dan pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai macam gangguan jiwa.

REAKSI TERHADAP STRESS

Reaksi seseorang terhadap stress berbeda-beda tergantung dari:

1. Tingkat kedewasaan kepribadian

2. Pendidikan dan pengalaman hidup seseorang

Reaksi psikologis yang mungkin timbul dalam menghadapi stress:

1. menghadapi langsung dengan segala resikonya.

2. menarik diri dan tak tahu menahu tentang persoalan yang dihadapinya/lari dari kenyataan.

3. menggunakan mekanisme pertahanan diri.
PENANGGULANGAN STRESS

• Mengenal dan menyadari sumber-sumber stress.

• Membina kedewasaan kepribadian melalui pendidikan dan pengalaman hidup.

• Mengembangan hidup sehat.

Antara lain dengan cara: merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, tidak tergesa-gesa ingin mencapai keinginannya, menyadari perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, dan sebagainya

• Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala sesuatu yang terjadi dengan tetap beriman kepadaNYa.

• Minta bimbingan kepada sahabat dekat, orang-orang yang lebih dewasa, psikolog, orang yang dewasa rohaninya, dan sebagainya).

• Hindarkan sikap-sikap negatif antara lain: memberontak terhadap keadaan, sikap apatis, marah-marah.

Hal-hal tersebut tidak menyelesaikan masalah tetapi justru membuka masalah baru.
Selamat mencoba ……….

All Source